Prospek Tanam Bawang Merah di Beltim Menjanjikan
-

BELITUNG TIMUR, anmnews.id-
Puluhan petani dan penyuluh Pertanian di Kecamatan Manggar
dan sekitarnya mengikuti Sekolah Lapang Pengembangan Budidaya Bawang Merah.
Kegiatan dilaksanakan di Kebun Maturidi, anggota Kelompok
Tani Aik Tebat Dusun Pancur I Desa Padang Kecamatan Manggar, Selasa
(19/11/2024).
Baca Lainnya :
- Ratusan Jurnalis Indramayu Suarakan Aksi Boikot Pemberitaan Lucky Hakim0
- Hadirkan MPP Pelayanan Publik Semakin Prima0
- Polri Kirim Tim Pemulihan Trauma Korban Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi0
- Nyatakan Perang Lawan Judi Online, Kanit Provos Polsek Cigasong Cek HP Anggota0
- Kapolri Tinjau Posko Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di NTT0
Sekolah Lapang yang dilaksanakan Bidang Penyuluhan Pertanian
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Beltim ini merupakan bagian dari Program
Yuk Ke Ume. Sekolah Lapang dilaksanakan selama 6 hari, terhitung sejak, Senin
(18/11/24) hingga Sabtu (21/11/24).
Sekolah Lapang sendiri merupakan salah satu metode
penyuluhan melalui proses pembelajaran non-formal baik bagi petani maupun
maupun penyuluh. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi
permasalahan serta mengambil keputusan.
Dengan penerapan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya
setempat, secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih
efisien berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
“Di Sekolah Lapang ini ada teori sekaligus praktek langsung.
Petani juga bisa interaksi dengan para penyuluh dan petani bawang merah yang
sudah berpengalaman bertanam bawang merah,” ungkap Kepala Bidang Penyuluh
Pertanian, Suriana.
Suriana yang didampingi Penyuluh Dedi Kurnaiawan, menekankan kegiatan ini lebih mengenalkan kepada para petani dan kelompok tani untuk tahu cara yang baik dan benar dalam menggalakkan bertanam bawang merah.
Mengingat prospek bertanam bawang merah di Kabupaten Beltim
ini cukup menjanjikan. “Sebenarnya menanam bawang merah itu tidak asing dan
mudah. Karena bawang merah bisa ditanam di mana saja, sepanjang ketersediaan
air yang cukup dan tidak tergenang air,” jelas Suriana.
Apalagi saat ini harga bawang merah sedang naik, mencapai
Rp40 ribu – 45 ribu per kilogram. Ditambah pula mayoritas bawang merah selalu
masih didatangkan dari luar Pulau Belitung.
“Kalau untuk prospek pasarnya sangat menjanjikan, sama kayak
cabai harga bawang selalu tinggi. Namun bedanya pasca panen bawang merah bisa
disimpan berminggu-minggu,” terang Suriana.
Usai mengikuti Sekolah Lapang Kelompok Tani dan Petani yang
ikut akan diberikan bantuan berupa bibit bawang merah dan pupuk. Kebun Bawang
merah mereka juga akan rutin didampingi oleh penyuluh pertanian.
Salah satu petani yang ikut dalam Sekolah Lapang, Syahrudin
(52) mengaku banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat terutama tentang tata
cara bertanam bawang merah.
Udin sapaan Syahrudin bahkan berminat untuk mencoba bertanam
bawang merah usai mengikuti pelatihan.
“Mudah dengar penjelasannya soalnya kita bisa nanya langsung
ke petani yang berhasil dengan penyuluhnya sekaligus praktek. Bukan hanya cara
menanam bawangnya tapi bagaimana mengolah tanah sebelum ditanam,” ujar Udin.
Warga Dusun Pancur II Desa Padang ini sebelumnya berprofesi
sebagai penambang timah. Namun saat harga timah jatuh dan susah menjualnya,
Udin yang sudah belasan tahun menambang mulai beralih profesi menjadi petani.
“Maklum la kalau kita hanya fokus ke tambang. Beralih ke
pertanian ini bisa jadi salah satu solusi bagi kami para petambang yang ingin
meningkatkan perekonomian,” kata Udin.
Diakui Udin, dirinya belum begitu terlalu mengerti bidang
pertanian yang baru digelutinya. Namun dengan sedikit jiwa tani dan semangat
untuk bertahan hidup, ayah tiga anak ini berniat untuk fokus menjadi petani.
“Insyallah akan mulai bawang. Selama ini ada bertanam sayur
mayur dan sayur buah di kebun hasilnya sudah adalah sedikit-sedikit. Hasilnya
mungkin tidak sebanyak dan secepat tambang namun lebih santai dan tidak banyak
biayanya,” ungkap Udin.
Udin pun berharap ke depan saat Dia akan mulai bertanam
bawang merah, harga di pasaran akan tetap baik. Hal ini dapat membuat para
petani jadi lebih bersemangat.
“Kalau prospeknya bawang memang menjanjikan. Semoga ke depan
kita bisa memasok hasil kita untuk pasar lokal,” harap Udin.
(Arsoyo)
Video Terkait:
