Desa Kendayakan dan Desa Loyang Terancam Gagal Panen
-

INDRAMAYU, anmnews.id-
Serangan hama tikus menjadi masalah besar bagi pertanian di desa
Loyang, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, harapan
para petani desa Loyang ada intervensi dari pemerintah Kecamatan terkait
penanganan masalah hama tikus ini.
Bang Komar, mengaku hama tikus menjadi momok bagi para petani di
desanya, pada tahun ini 2024 desa terancam gagal panen karena serangan tikus,
upaya penanganan hama tikus oleh petani di Desa Loyang, sudah di lakukan
berbagai cara,
Baca Lainnya :
- Kapolres Majalengka Hadiri Pelaksanaan Itsbat Nikah Massal di Islamic Center0
- Betonisasi Jalan Desa Loyang Mengecewakan, Baru Selesai Sudah Retak0
- Kapolres Majalengka Hadiri Rakor Lintas Sektoral Operasi Mantap Praja Lodaya-20240
- Ancaman Kekeringan Mengintai, Pemkab Majalengka Perkuat Mitigasi Bencana Dan Ketahanan Pangan0
- Lomba gerak jalan HUT RI ke 79 di gelar di Kecamatan Sedong0
Berbagai teknik pengendalian dimulai gropyokan sebelum tanam,
pemasangan umpan beracun, pengemposan, konservasi burung hantu dan lain lain,
diharapkan serangan dan populasi tikus dapat ditekan hingga tidak merugikan
petani, "ungkap Bang Komar.
Tikus yang berjumlah banyak sekali merupakan musuh petani dan hama
bagi tanaman pertanian yang perkembangbiakannya sangat pesat dan sifatnya
merusak. Pengendalian OPT tikus ini penting untuk petani, lebih penting lagi,
forkopincam turun ke sawah, "ujarnya.
Dengan
harapan menjadikan suntikan semangat bagi para petani, demi meningkatkan
kuantitas dan mutu hasil panen padi di wilayah desa Loyang, Kecamatan Cikedung
Kabupaten Indramayu, sebagai lumbung padi Nasional" Tutur Bang Komar.
Di Tempat terpisah petani asal desa Kendayakan Barjo, mengatakan.
Sekitar 100 hektare sawah di desa Kendayakan Kecamatan Terisi, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat, Terancam gagal panen, akibat debit air yang menurun
sehingga tidak mampu mengairi sawah.
"Bila kekeringan itu terus berlanjut, gagal panen dipastikan
bakal terjadi, "Ungkapan itu di sampaikan salah satu petani asal desa
Kendayakan, Barjo, ketika di temui di kantor Balai Desa Kendayakan Rabu
(14/8/2024)
"Ini jelas membawa kerugian karena para petani telah
mengeluarkan modal untuk olah tanah, ongkos tanam, dan beli pupuk. Bahkan cukup
banyak petani disini harus menggunakan pupuk non subsidi ketika pupuk
bersubsidi langka,"tutur Barjo
(Perstya
Helpyatna)
Video Terkait:
