Ancaman Kekeringan Mengintai, Pemkab Majalengka Perkuat Mitigasi Bencana Dan Ketahanan Pangan
-

MAJALENGKA, anmnews.id-
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka memperkuat mitigasi
bencana dan ketahanan pangan dalam menghadapi ancaman kekeringan yang mengintai
pada musim kemarau. Selain itu Pemkab Majalengka telah menetapkan masa siaga
darurat ancaman bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Majalengka Berbicara ( MABAR
) yang di adakan Dinas Komunikasi dan Informatika ( Diskomimfo ) Kabupaten
Majalengka, Selasa , ( 13/08/2024) bertempat di Gedung Yudha Karya Pemda
Majalengka.
Baca Lainnya :
- Lomba gerak jalan HUT RI ke 79 di gelar di Kecamatan Sedong0
- HIMPAUDI Kabupaten Karawang Persiapkan Aneka Perlombaan Menyambut HUT HIMPAUDI ke-190
- Dapat Laporan Masyarakat, Polsek Talun Bergerak dan Gagalkan Tawuran Pelajar0
- Pemerintah Kecamatan Tukdana Berikan KIA Gratis dan Sosialisasi Stop Bullying0
- Ketua PCNU Karawang Prihatin atas Tindakan Kekerasan dan Persekusi oleh Sekelompok Orang0
MABAR episode VII mengambil tema “Ancaman kekeringan mengintai
Pemkab Majalengka perkuat mitigasi bencana dan ketahanan pangan” dengan
narasumber dari BMKG , BPBD dan DKP3.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan
Pertanain dan Perikanan ( DKP3 ) H. Ence mengatakan untuk atnisipasi kekeringan
maka dibentuk posko penanggulangan kekeringan.
Menurut H. Ence, posko tersebut turut melibatkan stakeholder
terkait dari mulai penyuluh pertanian, BPBD, dan lainnya. Pihaknya juga
menyebar tim khusus di 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka untuk memperkuat
ketahanan pangan selama musim kemarau.
"Posko dan tim ini disiapkan untuk memonitor penggunaan air
embung yang menjadi sumber utama dalam pengairan areal persawahan di Kabupaten
Majalengka. Sehingga air embung tersebut digunakan seefektif mungkin untuk
kebutuhan pertanian," jelasnya.
Ia mengatakan, selain memaksimalkan penggunaan embung untuk
kebutuhan areal persawahan, DKP3 Kabupaten Majalengka juga menyalurkan 107 unit
pompa air kepada para petani. Pompa tersebut digunakan untuk menyedot air
embung maupun sungai ke areal pertanian.
Bahkan, pihaknya juga telah mengajukan permohonan tambahan bantuan
pompa air sebanyak 543 unit ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk
mencapai standar aman ketahanan pangan dalam mengantisipasi kekeringan. Selain
itu, DKP3 Kabupaten Majalengka juga mencatat hingga Juli 2024 sebanyak 1098
hektare lahan mengalami kekeringan.
"Pada 2023, lahan pertanian di Kabupaten Majalengka yang
mengalami kekeringan mencapai 1196 hektare, sehingga tahun ini ada penurunan
sekitar 98 hektare. Untuk pompa juga apabila jarak sumber airnya dari areal
persawahan agak jauh disiapkan yang berkapasitas besar sehingga lebih maksimal
untuk mengairi tanaman," ujarnya.
Sementara itu, Plt Kalak BPBD Majalengka, Rachmat Kartono,
menyampaikan, Pemkab Majalengka telah menetapkan masa siaga darurat ancaman
bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Bupati Majalengka nomor 100.3.3.2/KEP.670-BPB/2024 tentang Status Siaga Darurat
Ancaman Bencana Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2024.
Menurutnya, masa siaga ancaman bencana kekeringan, kebakaran hutan
dan lahan sesuai SK yang ditandatangani Penjabat Bupati Majalengka, Dedi
Supandi, tersebut ditetapkan mulai 1 Juni hingga 31 Oktober 2024. Bahkan,
status siaga darurat itu dapat diperpanjang atau diperpendek, bahkan dinaikkan
statusnya sesuai kebutuhan penyelenggaraan penanganan darurat bencana di
lapangan.
"Kami juga menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk
menghadapi potensi bencana selama musim kemarau di Kabupaten Majalengka.
Langkahnya terdiri dari tiga fase dari mulai fase siaga darurat, fase tanggap
darurat, dan fase pemulihan," ungkapnya.
Dalam fase siaga darurat, BPBD Majalengka memetakan daerah rawan
kekeringan kemudian menginformasikan hingga mengedukasi masyarakat du wilayah
rawan tersebut terkait bahaya kekeringan, dan turut memetakan sumber daya di
Kabupaten Majalengka.
Selain itu, di fase tanggap darurat BPBD Majalengka akan
mendistribusikan bantuan air bersih kepada masyarakat di wilayah terdampak
kekeringan, dan termasuk memanfaatkan serta memperbaiki sarana prasarananya. Di
fase pemulihan, pihaknya akan memetakan sumber mata air dan muka air tanah
hingga membangun sistem penyediaan air minum.
"Dari pemantauan kami, masa puncak musim kemarau di wilayah
Kabupaten Majalengka terjadi pada Juli - Agustus 2024. Sehingga saat ini
merupakan masa puncak musim kemarau, tetapi kami memprediksi dampaknya tidak
separah tahun lalu," kata Prakirawan BMKG Kertajati, M. Syifa'ul Fuad.
Ia menuturkan, prediksi tersebut dipengaruhi fenomena La Nina,
sehingga musim kemarau tahun ini cenderung menjadi kemarau basah karena
dipengaruhi curah hujan yang masih turun meski intesitasnya tergolong rendah.
Sementara pada musim kemarau tahun lalu turut dipengaruhi fenomena El Nino
sehingga dampaknya cukup parah.
"Saat ini, pengaruh La Nina memang tergolong lemah, tapi
tetap berpengaruh terhadap musim kemarau. Bahkan, dampak La Nina ini diprediksi
akan berlangsung hingga Oktober 2024 yang merupakan masa pancaroba ke musim
hujan. Sehingga kami memprediksi La Nina akan memberikan dampak saat musim
hujan meski fenomenanya lemah," pungkasnya.
(
Din. F )
Video Terkait:
