Belitung Timur Mengalami Inflasi Sebesar 0,29 Persen Oktober 2024
-

BELITUNG TIMUR, anmnews.id-
Kabupaten Belitung Timur mengalami inflasi sebesar 0,29
persen pada Oktober 2024 ini. Inflasi tahun ke tahun (year on year) di
Kabupaten Beltim ini dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,33.
Meski tingkat inflasi masih sangat kecil namun persentasenya
harus diwaspadai. Mengingat tingkat inflasi yang ditetapkan pemerintah pusat
yakni 2,5 persen plus 1. Jika di bawah itu menandakan pertumbuhan ekonomi yang
kurang baik.
Baca Lainnya :
- Bawaslu Indramayu, Gandeng Kelompok Kebudayaan untuk Turut Berpartisipasi Dalam Pengawasan.0
- Bagi Kelompok Rentan (Lansia) di Lapas Kelas IIB Majalengka di Beri Makanan Tambahan0
- Pemaparan Visi Misi Dalam Debat Perdana Paslon Bupati dan Wakil Bupati Majalengka0
- Kepala BNNK Cirebon Tutup Bintek Life Skill0
- Tingkat Kesadaran Keamanan Siber Masyarakat Masih Rendah0
“Kita untuk tahun ke tahun dan tahun ke tanggal (year to
date) masih mengalami inflasi, yakni 0,29 persen dan 0,34 persen. Namun untuk
Bulan ke Bulan (month – month) kita mengalami deflasi sebesar 0,13 persen,”
ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Beltim, Dwi Widiyanto saat
Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi
Oktober 2024 di Ruang Rapat BPS Beltim, Jum’at (01/11/2024) Siang.
Inflasi tahunan terjadi karena terjadinya kenaikan harga
yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di beberapa kelompok pengeluaran. Mulai
dari; kelompok pendidikan sebesar 15,23 persen; kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya sebesar 4,01 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,82
persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 3,26
persen.
Selain itu kenaikan harga juga terjadi pada; kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin sebesar 1,62 persen; kelompok
kesehatan sebesar 0,78 persen; kelompok transportasi sebesar 0,33 persen;
kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,26 persen; dan kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen.
“Untuk penyumbang deflasi bulan ke bulan, kita ada tiga
komoditi yakni daging ayam, ikan kerisi dan juga timun. Jadi kalau kita lihat
di pasar memang stok cukup namun tidak banyak masyarakat yang membeli,” ungkap
Dwi.
Sementara itu Plt. Assisten II Bidang Ekonomi dan
Pembangunan, Zikril menyatakan Pada bulan Oktober kemarin, di Kabupaten Beltim
terjadi kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, sementara harga
bensin mengalami penurunan. Kondisi ini menunjukkan adanya dinamika yang cukup
kompleks dalam pasar, di mana satu komoditas mengalami kenaikan harga,
sedangkan yang lainnya justru turun.
“Memasuki November ini, kita menghadapi situasi yang berbeda, di mana bertepatan dengan musim angin kencang dan musim ikan kembung. Di satu sisi, kita melihat penurunan harga ikan kembung, yang memberikan peluang bagi konsumen untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga lebih terjangkau,” ujar Zikril saat membacakan Sambutan Pjs Bupati Beltim, Asmawa Tosepu.
Namun, di sisi lain, lanjut Zikril harga ikan jenis lainnya
mengalami kenaikan, yang tentunya dapat membebani anggaran masyarakat, terutama
yang bergantung pada hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah strategis guna mengendalikan
inflasi dan menjaga kestabilan harga di pasar.
“Penting bagi kita untuk menganalisis lebih dalam apa yang
menyebabkan fluktuasi harga, serta mencari cara untuk membuat kebijakan yang
dapat menjaga stabilitas harga di pasar. Kita harus melakukan pemantauan harga
secara berkala untuk mengidentifikasi fluktuasi dan mencari solusi yang tepat,”
kata Zikril.
Di Kepulauan Bangka-Belitung tingkat inflasi tahunan di
Kabupaten Beltim berada di bawah Pangkalpinang dengan 0,69 persen dan di atas
Tanjungpandan yang mengalami Deflasi sebesar -0,53 persen.
(Arsoyo)
Video Terkait:
