Syukuran Tebang Tebu Kemitraan, Merupakan Denyut Nadi dan Napas Segar Bagi Kehidupan Warga Mulyasari
-

By administrator 26 Mei 2025, 08:57:06 WIB Daerah
Syukuran Tebang Tebu Kemitraan, Merupakan Denyut Nadi dan Napas Segar Bagi Kehidupan Warga Mulyasari

INDRAMAYU, anmnews.id - Penduduk Desa Mulyasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, mayoritas masyarakatnya adalah petani dengan kehidupan sederhana itulah potret sebuah desa yang terletak di ujung selatan Kota Mangga Indramayu.

Dengan adanya program kemitraan yang diluncurkan oleh PG Jatitujuh dapat memberikan napas segar bagi masyarakat desa Mulyasari, bahkan PG Jatitujuh merupakan denyut nadi yang dapat memberikan kehidupan bagi warga kami. 

"Sebelum adanya PG Jatitujuh perekonomian masyarakat desa Mulyasari, sangat terpuruk, dengan terpaksa mereka harus melakukan mengurung sebutan orang Indramayu, untuk mencari sesuap nasi atau mencari sang majikan dengan harapan agar warga desa Mulyasari dipekerjakan di sawah atau di ladang mereka," ucap Sodikin. 

Baca Lainnya :

Setelah adanya program kemitraan yang diluncurkan PG Jatitujuh, maka masyarakat desa Mulyasari, mengalami perubahan perekonomian yang signipikan, lapangan pekerjaan terbuka lebar, membuat masyarakat desa Mulyasari, tersenyum gembira. 

Mereka pergi pagi pulang senja bekerja di ladang tebu PG Jatitujuh, sebagai karyawan, team keamanan maupun pekerjaan lainnya, sehingga istilah ngurung atau berkelana dari salah satu tempat ke tempat lainnya sudah sirna di telan oleh kemajuan jaman. 

Masyarakat desa Mulyasari, terus berlomba untuk membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan menuju masyarakat yang sejahtera dan program kemitraan yang diluncurkan PG Jatitujuh selaras dengan apa yang diharapkan oleh warga desa Mulyasari. "Perjuangan PG Jatitujuh adalah perjuangan kami juga sebagai warga penyangga. Warga penyangga siap membantu sampai kapanpun sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku".

Membangun kemitraan bukan semata-mata keinginan pribadi, akan tetapi terdorong dengan beban tanggung jawab moral terhadap pembangunan ekonomi masyarakat desa Mulyasari yang belum selesai, masih banyak program-program yang belum tuntas serta keinginan dan harapan masyarakat yang masih belum terpenuhi. 

“Kami bangga perjuangan masyarakat desa Mulyasari, didukung oleh PG Jatitujuh dan pemerintah, kami membangun kemitraan dengan PG Jatitujuh bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memberikan kesejahteraan kepada warga kami, disamping untuk mempertahankan kebutuhan gula secara nasional”.

Perjalanan kemitraan yang panjang dan melelahkan ini, bergerak dengan segala kekurangan, rasa percaya diri agar bisa menjalani program kemitraan ini, tekad yang bulat, tekun dan pantang menyerah walaupun banyak rintangan, meski begitu kami sebagai warga desa Mulyasari tidak patah semangat. 

Kemitraan yang kita bangun bersama-sama harus menjadi jaringan komunikasi, jaringan kerja nyata, dan juga jaringan keamanan dan kenyamanan bersama dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Saat ini warga masyarakat desa Mulyasari, menggantungkan hidupnya dengan bekerja di perusahaan ini, jika perusahaan ini tutup, maka warga Mulyasari akan terancam kehilangan mata pencaharian serta roda perputaran ekonomi warga Mulyasari akan tersendat.

Upaya yang luar biasa untuk dapat memberikan kesejahteraan masyarakat desa Mulyasari, dengan bekerja keras tak pernah mengenal lelah, dibangun persatuan dan kesatuan warga Mulyasari, di atas tetesan air mata dan keprihatinan yang sangat dalam.

"Mudah-mudahan dengan adanya acara doa bersama yang dilaksanakan pada hari ini, Minggu 25/5/2025, segala gangguan yang menghambat program ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT ," tuturnya 

Ditempat yang sama, wakil bupati menyampaikan apresiasi atas kekompakan para petani yang tetap menjaga tradisi leluhur di tengah era modern. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta dalam mendukung ketahanan pangan dan energi berbasis bioetanol. “Kebersamaan adalah modal utama kita untuk maju,” ujarnya.

Sementara itu, camat Bangodua menyampaikan bahwa tradisi seperti ini perlu dilestarikan karena menjadi warisan budaya yang memperkuat identitas lokal dan membangun semangat gotong royong. Kapolsek Tukdana dan Serka Dirsan juga menambahkan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban selama musim panen agar tidak terjadi gangguan yang merugikan petani.

Kegiatan juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni rakyat, doa bersama, dan makan bersama sebagai simbol kebersamaan antara petani dan unsur pemerintah. Tak kurang dari 100 warga hadir menyaksikan acara tersebut, sebagian besar dari mereka adalah keluarga petani yang ingin ikut merasakan suka cita.

(Wailik)




Video Terkait:

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment