Peran Penyuluh Agama di Tengah Era Digitalisasi
Oleh: Jamaluddin, S. Kom. I

Di era digitalisasi yang serba cepat dan dinamis, hampir
semua aspek kehidupan manusia mengalami perubahan besar, termasuk dalam hal
keagamaan. Penyuluh agama, sebagai ujung tombak dalam menyampaikan nilai-nilai
keagamaan kepada masyarakat, dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. Peran mereka kini tidak hanya terbatas pada ceramah di masjid atau
pengajian di desa, tetapi juga harus menjangkau umat melalui berbagai platform
digital.
### *Peran Strategis Penyuluh Agama*
1. *Penyebar Nilai-Nilai Keagamaan*
Baca Lainnya :
- Dalam Konferensi Pers Kepala Desa Bongas Wetan Angkat Bicara0
- DPC PDI Perjuangan Indramayu Berikan Dukungan Moral , Sekjen Hasto Kristiyanto di Tengah Kasus KPK0
- PT. Timah Konsisten Mendukung Kelestarian Lingkungan melalui Program Penanaman Pohon Berkala0
- Kapolres Majalengka Pimpin Serah Terima Jabatan Kasat Lantas Polres Majalengka 0
- Resmi, KPU Majalengka Tetapkan Pasangan Eman-Dena Bupati Wakil Bupati Terpilih Pilkada 2024 0
Penyuluh agama memiliki peran utama sebagai penyebar
nilai-nilai agama yang universal, seperti toleransi beragama. Di era digital,
tugas ini dapat dilakukan melalui media sosial, blog, podcast, atau video
streaming. Konten-konten keagamaan yang relevan dan menarik mampu menjangkau
audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda yang akrab dengan
teknologi.
2. *Menjawab Tantangan Era Digital*
Era digital menghadirkan berbagai tantangan, seperti
penyebaran hoaks, radikalisme, dan informasi yang keliru tentang agama.
Penyuluh agama dapat berperan sebagai filter informasi dengan memberikan
edukasi dan klarifikasi kepada masyarakat. Dengan keterampilan literasi digital
yang baik, mereka dapat membantu masyarakat memilah informasi yang benar dan
bermanfaat.
3. *Membangun Komunitas Virtual*
Media digital memungkinkan penyuluh agama untuk membangun
komunitas virtual berbasis keagamaan. Grup WhatsApp, kanal YouTube, dan akun
Instagram, misalnya, bisa menjadi sarana interaksi yang efektif. Dengan
pendekatan ini, penyuluh agama mampu menciptakan ruang diskusi dan pembelajaran
yang interaktif dan inklusif.
4. *Pendekatan Dakwah yang Modern*
Penyuluh agama dituntut untuk kreatif dalam metode
penyampaian dakwah. Memanfaatkan infografis, animasi, atau video pendek dapat
membuat pesan agama lebih mudah dipahami dan menarik bagi generasi milenial dan
Gen Z.
### *Tantangan yang Dihadapi*
Walaupun memiliki banyak peluang, penyuluh agama juga
dihadapkan pada sejumlah tantangan di era digitalisasi, seperti:
- *Kesenjangan Digital*: Tidak semua masyarakat, terutama di
daerah terpencil, memiliki akses yang memadai terhadap teknologi.
- *Kurangnya Literasi Digital*: Sebagian penyuluh agama
mungkin belum sepenuhnya memahami cara memanfaatkan teknologi secara
efektif.
- *Ancaman Konten Negatif*: Penyuluh agama harus bersaing
dengan maraknya konten negatif atau yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
*Langkah-Langkah Strategis*
Untuk mengoptimalkan peran penyuluh agama di era digital,
langkah-langkah berikut perlu dilakukan:
1. *Peningkatan Kompetensi Teknologi*: Penyuluh agama perlu
mendapatkan pelatihan tentang penggunaan teknologi dan media digital.
2. *Kolaborasi dengan Komunitas Digital*: Bermitra dengan
komunitas digital, seperti content creator atau influencer, untuk memperluas
jangkauan dakwah.
3. *Penguatan Pesan Moderasi*: Menyebarkan nilai-nilai agama
yang inklusif dan moderat agar pesan agama dapat diterima oleh berbagai
kalangan.
*Kesimpulan*
Di tengah derasnya arus digitalisasi, penyuluh agama
memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga nilai-nilai agama tetap
relevan dan membumi. Dengan menguasai teknologi dan strategi komunikasi modern,
mereka dapat menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Era digital bukanlah ancaman, melainkan peluang besar untuk
menjadikan dakwah lebih inklusif, interaktif, dan inspiratif.
Video Terkait:
