Hartanto Boechori: Tangkap Eksekutor dan Dalang Percobaan Pembunuhan Jurnalis Di Tuban
-

JAWA TIMUR, anmnews.id-
Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) mengecam keras percobaan
pembunuhan berencana terhadap Sukamto, jurnalis Memoterkini.com dan
penganiayaan berat terhadap Brendi, jurnalis Bratapos.com, Senin 11 November
2024. Insiden keji pembacokan, penganiayaan berat dan percobaan pembunuhan
berencana itu terjadi di kawasan Perhutani Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur.
Jalan menuju areal pertambangan pasir kuarsa.
Secara singkat urutannya seperti diceritakan korban; Brendi
dijemput dan diajak Sukamto pergi ke eks area tambang pasir kuarsa milik
Suprapto. Memasuki kawasan Perhutani Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur, jalan
menuju areal pertambangan pasir kuarsa, seorang preman mengendarai motor RX
King dari arah berlawanan, menghadang mobil yang disetiri Brendi. Brendi turun,
Sukamto tetap duduk di mobil sisi kiri depan. Preman itu memerintahkan mobil
kembali, tanpa alasan. Sambil mengusir, preman itu menghubungi seseorang
melalui video call, layar HP dihadapkan ke wajah Brendi. Pria dalam HP terlihat
kaget, langsung mematikan hpnya. Brendi mengenali wajah dalam HP sebagai As, salah seorang pengelola pasir kuarsa.
Baca Lainnya :
- Hadapi Potensi Hidrometeorlogi dan Pilkada serentak 2024, Pemkab Majalengka Adakan Rakor0
- Astama Ops Kapolri Tinjau Posko Kemanusiaan Polda NTT, Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki0
- Kapolri Apresiasi Anggota Brimob yang Berhasil Bebaskan Pilot Susi Air Korban Penyanderaan KKB 0
- 34 Tahun Sahid Hotel Surabaya. Gelar Giat Sosial Budaya dan Jurnalisme0
- Kapolri Nyatakan Komitmen Kawal Asta Cita Untuk Wujudkan Indonesia Emas 20450
Brendi naik ke mobilnya berencana balik arah. Namun belum
sempat menghidupkan mesin mobil, datang lagi 4 preman dari arah berlawanan,
naik 2 motor dengan membawa parang. Preman itu langsung memecah kaca depan
mobil dengan batu, membuka pintu depan kiri, menanyakan nama Sukamto dan
diiyakan. Setelah memastikan nama Sukamto, salah satu preman berteriak, “ya ini
orangnya”, langsung membacokkan parangnya. Korban Sukamto berupaya merebut
parang, namun tak berhasil. Korban berupaya lari, dibacok lagi kepala belakangnya.
Brendi yang berupaya merebut parang, dipukul dan diinjak
injak beramai ramai. Sukamto dikejar dan dibacok lagi serta dikepruk batu sampai tersungkur pingsan
bersimbah darah. Setelah itu seorang
preman menyuruh Brendi membawa “mayat” Sukamto. “Wis, gowoen mayate koncomu”
(Sudah, bawa mayat temanmu). Brendi yang badannya lebam lebam dan benjol
benjol, segera membawa Sukamto yang pingsan ke rumah sakit.
Dari runtutan kejadian, orang waras apalagi APH, jelas bisa
menganalisa, tindakan brutal terhadap Sukamto itu percobaan pembunuhan
berencana dan ada yang mendalangi. Sudah ditunggu kedatangannya dan sudah
disiapkan alat pembunuhnya. Belum lagi preman bermotor RX King yang menghubungi
seseorang dengan video call dan mengarahkan layar hpnya ke wajah korban Brendi,
diduga kuat untuk mengklarifikasi ke As tentang kebenaran target yang dituju.
Saya sudah berupaya mengklarifikasi seorang pengusaha
tambang pasir kuarsa di Tuban dan mengklarifkasi As melalui pengusaha itu, yang
saya ketahui punya hubungan dengan As, agar yang bersangkutan mengklarifikasi
secara bebas singkat, termasuk mengklarifikasi bila ada dugaan kesalahan pihak
korban. Pada intinya saya tidak akan melindungi siapapun yang bersalah.
Kriminal tetap kriminal, walau “dibungkus” sebagus apapun.
As tidak membalas klarifikasi saya, namun pengusaha tambang
yang saya maksudkan di atas, melalui korban Sukamto, berjanji akan akan
mengklarifikasi kepada saya langsung (menemui saya), besok Selasa 19/11/2024.
Tetapi tidak memungkinkan, karena besok pagi saya ke luar kota. Dan sudah saya
tegaskan, nantinya saya menemui yang bersangkutan, hanya untuk klarifikasi saja
dan akan saya ajak beberapa rekan. Karenanya, maka dalam tulisan ini belum bisa
saya sebutkan, apa hubungan yang bersangkutan dengan tragedi ini, termasuk juga
inisial yang bersangkutan belum bisa saya singgung disini.
Kejadian keji ini pelecehan UU Pers. Tidak hanya melukai
tubuh fisik korban, tetapi juga mencederai semangat demokrasi dan kebebasan
Pers di Indonesia. Jelas saya tak dapat menerima apapun alasannya. Wartawan menjalankan tugas jurnalistik untuk
mengungkap kebenaran justru menjadi sasaran kekerasan brutal, bahkan nyaris
meregang nyawa.
Sebagai Ketua Umum PJI, saya tegaskan, kasus ini saya
atensi. Saya harap Kapolres Tuban beserta jajaran serius mengusut kasus
ini. Saya juga minta kepada Kapolda
Jatim agar menjadikan penanganan kasus ini sebagai atensi Kapolda Jatim. Ini
percobaan pembunuhan berencana terhadap wartawan. Tulisan selanjutnya saya akan
mengklarifikasi Kapolres Tuban dan Kabid Humas Polda Jatim untuk menjabarkan
perkembangan penanganan kasus.
(Arsoyo)
Video Terkait:
