Waduhh.. !! Biaya Pajak Bumi dan Bangunan \'Cekik\' Leher Rakyat
-

By administrator 07 Mei 2024, 10:34:48 WIB Daerah
Waduhh.. !! Biaya Pajak Bumi dan Bangunan \

07 Mei 2024


CIREBON, anmnews.id - Masyarakat Kabupaten Cirebon dikejutkan dengan tagihan biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga ratusan ribu rupiah. Biaya ini menjadi 3X lipat dari biaya PBB sebelumnya hingga membuat masyarakat 'tercekik' oleh besaran biaya tersebut.


Sebut saja, Titin, ibu rumah rumah tangga beranak lima, mengaku kaget dengan biaya PBB rumah yang membengkak hingga 3X lipat dari biaya PBB tahun sebelumnya. 

Baca Lainnya :


"Jelas saya kaget mas, setiap tahunnya biasa PBB tahunan rumah selalu naik, bahkan di tahun 2024 ini, kenaikan menjadi 3X lipat. Biaya ini tentu sangat memberatkan dan serasa 'mencekik' leher saya," terangya kepada anmnews.id, Selasa (7/5/2024).


Menurut Titin, kenaikan PBB ini juga l dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat, pemerintah langsung menaikan begitu saja, herannya lagi luas tanah dan bangunan rumah sama, tetapi biaya PBB kok berbeda.


"ini kan aneh mas, dan itu terjadi di lingkungan warga kami, kok bisa beda ya, apa main tembak atau bagaimana," katanya heran.


Sementara itu, Bambang HS, tokoh masyarakat Talun menyayangkan atas kenaikan PBB tahunan rumah ini. Alasan Bambang karena kenaikan tersebut tidak didahului dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kenaikan ini dilakukan secara sepihak dan banyak warga masyarakat yang kaget bahkan terkejut karena harus membayar PBB tahunan rumahnya hingga 3 X lipat.


"Kebaikan apapun, mustinya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat tahu dan tidak merasa dirugikan. Pemerintah harus mulai membenahi metode dalam membangun masyarakat, tidak main sepihak dan tidak sembunyi-sembunyi, agar kenaikan apapun terlebih dahulu bisa diketahui masyarakat. Kalau sdh naik begini, akhirnya rakyat banyak protes dan menjerit atas kenaikan tersebut," tuturnya.


Bambang juga meminta, agar pemerintah bisa bersikap bijak dalam setiap akan menaikan sesuatu. Hal ini untuk menunjukkan jika pemerintah benar-benar peduli terhadap kondisi masyarakat. Sebab kehidupan prekonomian masyarakat masih terguncang akibat badai Corona dua tahun lalu. 


"Jangan jadikan rakyat sebagai obyek kebijakan, jika kebijakan itu justru menindas rakyat, kasihan rakyat, karena selama ini selalu patuh kepada kebijakan rakyat, namun jika terus diperlakukan seperti ini, tentu akan banyak rakyat yang tertindas dan rakyat sendiri akan sulit kepada siapa harus mengadu, jika langkah-pangkah kebijakan pemerintah sudah tidak pro rakyat," tandasnya. (Bam)




Video Terkait:

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment